Antara Cinta dan Agama

Perancis merupakan sebuah negara yang sangat memperhatikan segi-segi kehidupan sosial, bahkan pelajaran paling sulit dinegeri ini adalah jurusan philosophie, mahasiswa yang bisa masuk dikelas ini merupakan para jago matematika khususnya logika.. bref, singkat kata, Perancis juga sangat sensitif dengan isu-isu kultural, yang sedang marak saat ini adalah mariage pour tous (perkawinan untuk semua) artinya mereka yang jatuh cinta dengan sesama jenis juga punya hak yang sama untuk menikah. Para kaum homo baik gay dan lebian, menuntut agar negara dapat mensyahkan pernikahan diantara sesama jenis dan memiliki hak untuk mengadopsi anak.
Isu ini berkembang luas, pertentangan muncul dari berbagai kalangan, bahkan 340.000 demonstran melakukan unjuk rasa di Paris. Pihak yang menolak diantaranya kelompok nasrani dan muslim. Bagi kelompok muslim, keputusan Francois Hollande yang memberikan angin segar bagi pernikahan sesama jenis merupakan pukulan yang sangat telak karena 93% muslim Perancis memilih Hollande pada pemilu lalu. Sedangkan bagi kalangan Nasrani, Gereja telah mengeluarkan kesepakatan untuk menolak program perkawinan sesama ini, bahkan sekolah-sekolah swasta keagaamaan juga turut melakukan penolakan. Gereja pernah turut memimpin negara bersama raja, sehingga hukum-hukum Perancis berlandaskan pada gereja termasuk penanggalan hari libur juga berdasarkan kegiatan kerohanian umat Katolik. Perancis melakukan pemisahan antara Agama dan Negara secara resmi pada tahun 1905 dengan mengeluarkan Undang-undang skularisme (La loi de 1905 : un cadre pour la laïcité). Yang jadi pertanyaan kini, ditengah sekularismenya, apakah seruan dan penolakan dari kalangan beragama ini masih akan mendapat sambutan dari pemerintah, khususnya dalam kasus penikahan homo seksual, kita lihat nanti perkembangannya..


keluar dari tema pernikahan sesama jenis, Perancis juga menaruh perhatian terhadap hambatan yang diberikan oleh agama terhadap perasaan cinta diantara 2 anak manusia. Sebuah film yang menceritakan tentang seorang gadis muslim keturunan magribi yang jatuh cinta dengan seorang non muslim berkulit gelap. Cinta keduanya mendapat pertentangan khususnya dari keluarga sang gadis. Film ini masih dirilis, kita lihat bagaimana nanti film nya.. akan sangat menarik dengan latar belakang nuansa kultural Perancis sedang mendebatkan mixite sosial (kohesi sosial) masyarakatnya.
Begitu banyak pengalaman menarik dalam cerita antara cinta dan agama, bagi sesama penganut agama hal ini akan lebih mudah dijelaskan namun akan terasa sangat sulit jika kita berbincang dengan penganut atheis. Pemahaman keagamaan seseorang akan duji antara spiritual yang cenderung gaib dengan pemikiran rasionalistis yang membutuhkan pembuktian empiris.
Sungguh Indonesia merupakan negara elok, dengan slogan Bhineka Tunggal Ika, hendaknya mampu memberikan kenyamanan bagi keaneka ragaman budaya dan juga perbedaan agama.  Ibarat pelangi yang takkan indah jika warnanya hanya merah, maka layaknya perbedaan itu perlu untuk dijaga…
Lyon, 13 januari 2013